Alhamdulillah segala puji hanya untuk
Allah SWT Rabb semesta alam yang telah memberikan kita karunia di sisi-Nya.
Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada suri tauladan kita
Rosulullah Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikutnya yang istiqomah
sampai akhir zaman. Kebaikan dan keselamatan jiwa dan raga hanya pada-Nya dan
kemuliaan manusia hanya berada disisi Rosul-Nya.
Setiap kita memiliki ujian hidup yang
berbeda-beda, sesuai dengan takaran yang telah ditetapkan oleh Sang Maha
Berkuasa di alam semesta ini. Maka dari setiap ujian itu kita akan terseleksi
dengan ketat, mana saja hamba-Nya yang lulus pada ujian kehidupan. Dan mana
saja hamba-Nya yang tertinggal dengan kesengsaraannya. Kita mengetahui bahwa
tujuannya adalah untuk mengetahui mana dari Hamba-Nya yang pantas menerima
syurga dengan seluruh kebahagiaan hakiki diakhirat kelak.
Setiap kita adalah pemenang semenjak
kita diberada didalam Rahim ibunda, dan setiap kita memiliki ketetapan dan
takdir yang sudah digariskan oleh-Nya. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya seseorang diciptakan dari
perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal
darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaikat untuk
meniupkan ruh didalamnya dan menuliskan empat ketentuan yaitu tentang rezeki,
ajal, amal, dan (jalan kehidupan) sengsara atau bahagia”. Tinggal bagaimana
kita berusaha untuk merubah keadaan diri kita hari ini dan yang akan datang.
Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah
tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia” (Q.S Ar-Rad :11).
Untuk merubah suatu keadaan yang
lebih baik dibutuhkan semangat pantang menyerah dalam mengarungi bahtera hidup.
Jika setiap kita memiliki semangat yang kuat di dalam jiwa, maka dengan
sendirinya tubuh dan pikiran kita akan tersugesti untuk bergerak melakukan
perbaikan, menatap optimis bahwa kita bisa melakukan perubahan, dan yang paling
penting adalah kita jauh dari sikap berputus asa. “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf : 87).
Penulisan buku ini dilatarbelakangi
oleh sebuah observasi dan penelitian sederhana yang dilakukan oleh penulis dari
tahun 2020-2021, menjelang 1 tahun mewabahnya virus covid 19. Dengan memberikan
beberapa pertanyaan kepada 225 orang dari berbagai profesi dan orang yang tidak
memiliki pekerjaan, tentang kondisi semangat mereka dalam menghadapi wabah ini.
Diantara hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa sebanyak 27,6 % mereka
memiliki penurunan semangat hidup, 74,8% mereka masih memiliki semangat untuk
hidup bertahan ditengah pandemik yang mewabah. Dan 7 % dari mereka sudah mulai
menyerah dengan keadaan baik mulai dari faktor ekonomi, motivasi dan spiritual
mereka. Serta 3,7 %nya sudah mengalami stress yang berkepanjangan yang jika
tidak segera diatasi nilainya akan terus meningkat.
Buku yang kita pegang ini adalah
sebuah pemikiran dan tentang sebuah cara yang sederhana bisa dilakukan dalam
berbagai aktifitas untuk membangkitkan semangat jiwa-jiwa tangguh dan kuat
dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Tentunya semua akan kembali kepada-Nya,
kita hanya manusia yang hanya bisa berusaha, tentang bagaimana hasilnya maka
DIA lah yang memiliki hak preogatif untuk menentukannya. Tentunya kita mengenal
sebuah istilah “Allah SWT itu sebagaimana persangkaan hamba-Nya” jika ia merasa
bisa maka Allah SWT berikan. Namun sebaliknya jika ia sudah menyerah sebelum
melangkah, itupun Allah SWT akan memberikan sesuai dengan takaran semangatnya.
Bersemangatlah dan jangan pernah menyerah
dengan keadaan apapun, karena segala usaha itu tidak pernah menghianati hasil.
Bersemangatlah dan jangan pernah menyerah pada detik-detik akhir, karena boleh
jadi Allah SWT sedang menguji kesabaran kita. Dan biasanya setiap pengabulan
usaha itu bicara tentang bagaimana kuatnya kita menahan sabar dengan semangat
yang masih tersisa.
Buku ini juga dilatar belakangi oleh
perjalanan hidup penulis dari memulai hidup berumah tangga, sampai memiliki
anak ke tujuh dizaman yang mungkin bagi sebagian orang mengatakan “kok bisa?,
terus nanti bagaimana?’ dan seterusnya. Termasuk perjalanan spiritual serta
semangat menimba Ilmu dan potensi dari satu guru ke guru yang lain, dengan
sebuah harapan semoga guru-guru kami mendapatkan keberkahan yang tiada terputus
sampai karya ini dibaca dan menjadi inspirasi bagi orang banyak, untuk tidak
menyerah dan tetap bersemangat dalam manjalani hidup serta dapat menikmati
hidangan ujian yang tidak akan pernah terputus hingga akhir hayat kita.
Dan tentunya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam buku ini, semua itu karena kelemahan dan kekurangan penulis. Semoga buku ini bisa menginspirasi siapapun kita yang sudah mulai menyerah dengan keadaan dan kembali bangkit bersemangat dalam menghadapi setiap cobaan. Kerena memang hidup itu adalah perjuangan, dan perjuangan membutuhkan spirit semangat yang juga musti kita perjuangkan.
Bekasi, 1 Rajab 1442 H/13 Februari 2021
Abdul Rahman, ST.M.Pd.
Ketua Yayasan Semangat Muda Islam Indonesia
CATATAN :
SEMUA PENJUALAN 100% DI GUNAKAN UNTUK
PEMBANGUNAN RUMAH YATIM YASMUDIA