KANTOR SEKRETARIAT

JL. Raya Perum Griya Asri 2 Blok C2 No 35 RT 11/32 Desa Sumber Jaya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. CP. 081387569453

LOGO RESMI

LOGO RESMI
Muda, Semangat dan Visioner

Senin, 21 November 2022

BIMBEL YATIM GRATIS YASMUDIA

 



Program Bimbingan Belajar bagi binaan yatim dan du'afa di Yayasan Semangat Muda Islam Indonesia ini memiliki peran sebagai cara kita untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia terutama bagi masyarakat yang kurang mampu. Yasmdia hadir memberikan solusi yang tepat sasaran, agar semua semua mendapatkan haknya untuk belajar dan memperbaiki kualitas diri dan keluarganya.

Lokasi Bimbingan belajar yatim terdiri dari dua level (Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama), dengan jumlah peserta didik lebih kurang 61 orang dengan jadwal yang sudah ditentukan setiap harinya. 1 kelas terdiri dari 5-8 orang dengan 1 orang guru. Saat ini sudah berjalan dengan baik dan terencana sesuai harapan. Semoga dengan program ini akan lahir siswa siswa yang berprestasi dan memiliki budaya belajar yang tinggi.


Disamping tiga mata pelajaran Utama bimbel (MTK, Bahasa Indonesia dan IPA) peserta didik juga dibekali dengan belajar menghafal Al Qur'an dengan baik, sehingga mereka diharapkan memiliki hafalan minimal 5 Juz yang menjadi target mendapatkan beasiswa dari beberapa lembaga pendidikan formal.


Disamping itu juga orang tua yatim (Ibu) yang menjadi tulang punggung keluarga, juga diberikan pembekalan motivasi dan beberapa diberikan bantuan unit usaha. Sehingga mereka bisa bertahan dengan berbagai kondisi di Masyarakat.

Yuuk kita berdonasi buat anak-anak Indonesia di Rumah Yatim Yasmudia
No Rekening : Bank BSI No Rek : 7106433261. A.n Yayasan Semangat Muda Islam Indonesia

Terima kasih
Semoga Amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amin

Ketua Yayasan

Abdul Rahman, ST, S.Pd, M.Pd.

Rabu, 05 Oktober 2022

MUHAMMAD SAW ADALAH TELADAN KITA

Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi siapa saja yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Akhir dan dia banyak mengingat Allah (Q.S al-Ahzab [33]: 21).

Ada sebab kuat mengapa Allah SWT. mengutus Rasulullah saw. Di antaranya adalah untuk memberikan keteladanan yang paripurna. Pribadi Nabi saw.  seluruhnya adalah kebaikan untuk semua bidang kehidupan. Akhlak, ibadah bahkan hingga pemerintahan yang beliau jalani penuh dengan keteladanan. Sepatutnya kaum Muslim menjadikan Nabi saw. sebagai satu-satunya contoh kebaikan dalam kehidupan.

Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul sekaligus menjadi uswah hasanah (suri teladan yang baik) bagi umatnya. Allah SWT berfirman: “Laqod kaana lakum fii rosuulillaahi uswatun hasanatun” yang artinya “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS Al-Ahzab : 21). Untuk bisa mencintai dan meneladani kehidupan Nabi Muhammad secara benar, tentunya kita harus mempelajari serta mengkaji sepak terjang beliau semasa hidupnya

Salah satu cara meneladani beliau adalah dengan mencintainya melebihi cinta kita kepada kedua orang tua, anak, dan semua manusia. Rasulullah bersabda : “Tidak sempurna keimanan seseorang di antara kalian hingga ia lebih mencintai aku daripada kedua orang tuanya, anaknya, dan manusia semuanya.” (HR. Bukhari).

Semoga kita bisa menjadi pengikut beliau yang mencintai, setia, serta mengamalkan ajaran dan sunahnya. Amin

Dengan mengikuti tuntunan beliau, maka kita akan dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini telah Allah jelaskan dalam Alquran surah Al-An’am ayat 126-127. “dan Inilah jalan Tu­hanmu; (jalan) yang lurus. Sesung­guhnya Kami telah menje­laskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. 

Kita hidup dalam lingkungan masyarakat yang memerlukan ada­nya hubungan baik secara pribadi maupun Bermasyarakat. Maka hendaknya senantiasa selalu menunjukkan sikap yang terpuji dan memelihara keluhuran budi pekerti. mari mulai dari seka­rang kita sebagai umat harus senan­tiasa menjadikan diri dan ke­priba­dian Rasulullah adalah tolak ukur akhlak kita selama menjalani hidup dan kehidupan ini.

“Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi se­mesta alam”(QS. Al-Anbiya ayat 107).

Selamat Memperingati Hari Lahir Nabi Muhammad SAW 1444 H


Penulis

Abdul Rahman, ST,S.Pd. M.Pd

Ketua Yayasan Yasmudia

Sabtu, 03 September 2022

Menggapai Mimpi Hati


 

PENGANTAR MIMPI HATI

Alhamdulillah segala puji hanya untuk Allah SWT Rabb semesta alam yang telah memberikan kita karunia di sisi-Nya. Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada suri tauladan kita Rosulullah Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikutnya yang istiqomah sampai akhir zaman. Kebaikan dan keselamatan jiwa dan raga hanya pada-Nya dan kemuliaan manusia hanya berada disisi Rosul-Nya.

Setiap kita memiliki keinginan, cita-cita dan mimpi yang berbeda-beda, sesuai dengan pemberian yang telah diberikan oleh Sang Maha Berkuasa di alam semesta ini. Maka dari setiap mimpi itu ia akan terseleksi dengan ketat, mana saja mimpi hamba-Nya yang menjadi kenyataan, karena telah lulus ujian kehidupan dari-Nya. Tujuannya adalah untuk mengetahui mana dari Hamba-Nya yang pantas menerima menerima karunia-Nya dan mendapatkan kebahagiaan hakiki diakhirat kelak.

Setiap kita adalah pemenang semenjak kita diberada didalam Rahim ibunda, dan setiap kita memiliki ketetapan dan takdir yang sudah digariskan oleh-Nya. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya seseorang diciptakan dari perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh didalamnya dan menuliskan empat ketentuan yaitu tentang rezeki, ajal, amal, dan (jalan kehidupan) sengsara atau bahagia”. Tinggal bagaimana kita berusaha untuk merubah keadaan diri kita hari ini dan yang akan datang. Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (Q.S Ar-Rad :11).

Untuk menggapai sebuah mimpi dalam hati dan cita-cita maka dibutuhkan komitmen untuk terus melakukan perbaikan menata diri dan hati. Jika setiap kita memiliki semangat yang kuat di dalam jiwa, maka dengan sendirinya tubuh dan pikiran kita akan tersugesti untuk bergerak melakukan perbaikan, menatap optimis bahwa kita bisa melakukan perubahan, dan yang paling penting adalah kita jauh dari sikap berputus asa. “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf  : 87).

Penulisan buku ini dilatarbelakangi oleh dari berbagai cerita dan pengalaman dimasa mewabahnya virus covid 19 yang melanda negeri ini hampir 2 tahun lamanya. Buku yang kita pegang ini adalah sebuah karya bersama yang ditulis oleh Siswa-siswi, Guru dan pegawai SDIT Mutiara Hati dalam mengembangkan karakter kecintaan mereka terhadap literasi baik membaca, menulis, serta memahami kehidupan dengan mengembangkan bakat menulis mereka.

Dan tentunya para penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam buku ini, semua itu karena kelemahan dan kekurangan penulis yang terus ingin belajar memperbaiki diri. Semoga buku ini bisa menginspirasi siapapun kita yang ingin mengapai mimpinya, dan memang selayaknya mimpi harus diperjuangkan dengan usaha tanpa menyerah.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pimpinan Yayasan SDIT Mutiara Hati, Manajemen SDIT Mutiara Hati, Orang tua, Komite kelas, Komite Sekolah, siswa-siswi serta pegawai SDIT Mutiara Hati yang turut andil dalam penerbitan buku perdana ini. Semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholih yang berlipat ganda. Amiin

Bekasi, 24 Mei 2022

 

Abdul Rahman, ST.S.Pd. M.Pd.

Pemimpin Redaksi

Kamis, 29 Juli 2021

HARUSKAH SISWA BELAJAR ONLINE TERUS?


Kita sudah hampir 1,5 tahun melakukan pembelajaran secara online, sebagian kita masih menutup diri untuk belajar secara offline dengan dalih kesehatan. Haruskah siswa belajar Online terus?. Haruskah kita menghabiskan banyak pulsa data, untuk memberikan keuntungan bagi perusahaan provider yang untungnya sudah gila-gilaan. Dan satu lagi, haruskah kita membiarkan anak-anak terus menggunakan Hp untuk belajar dan tenggelam pada kepribadian individualnya setiap harinya?.


Bagi orang dewasa mungkin itu bisa jadi pilihan, namun bagi anak-anak itu adalah bencana yang suatu saat kita akan menyesalinya. Kebijakan yang sudah berjalan ternyata tidak efektif menurunkan angka penularan covid 19 di lingkungan kita. Jika semua disiplin maka tidak akan terjadi yang lebih dahsyat dari hari ini. Anak-anak kita sudah mulai nyaman dan menikmati belajar dirumah, bukan karena pembelajarannya menyenangkan. Namun karena Hp ditangan dan mereka bebas mengakses apa saja yang mereka suka, ini adalah bencana bagi pendidikan anak-anak kita dimasa depan.


Gejala keranjingan menggunakan hp sudah terlihat hasilnya pada anak-anak kita, mereka sulit untuk tidur dan beristirahat.Sementara kita masih berfikir ulang untuk menyetujui anak sekolah secara offline. 


*DILEMA IZIN ORANG TUA*


Menurut hasil survei orang tua pada salah satu sekolah dasar hampir 88% mengizinkan anaknya sekolah secara Offline tentunya sudah mengetahui resiko yang terjadi. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat kekhawatiran orang tua terhadap anak-anak mereka. Mau sampai kapan seperti ini?. Mau sampai kapan anak-anak belajar pake Hp?. Mereka bayar SPP full namun pelayanan guru hanya 2-3 jam, itupun secara online. Bagi sebagian orang tua mereka merasa rugi, ditambah dengan pulsa data untuk belajar, mereka juga yang membeli. Ini lah sebab utama kenapa orang tua sangat menginginkan sekolah agar membuka pembelajaran secara tatap muka walaupun dengan cara terbatas. Mereka bukan tidak paham resiko ini, namun resiko kebodohan yang bertambah pada anaknya adalah kekhwatiran yang paling mereka tidak inginkan. Ditambah tidak semua orang tua bisa menggantikan peran sebagai guru dirumah, dikarenakan focus pada mencari nafkah keluarga. 


Sebanyak 12% orang tua masih ragu, dan bahkan sebagian sampai pada titik paranoid (takut yang belebihan) karena takut tertular covid 19 ketika anaknya masuk ke sekolah. Padahal sama-sama kita katahui bahwa orang tua yang memiliki comorbid (sakit bawaan) jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki imunitas yang sangat baik. Takut yang berlebihan inilah yang menyebabkan pikiran negative sehingga menurunkan imunitas dan mudah terserang virus covid 19. Padahal kalau kita menyimak apa yang disampaikan oleh Imam Syafi’i bahwa setengah dari penyakit adalah pikiran yang negative.


Satu sisi ingin sekali anak-anak mereka sekolah secara tatap muka, namun mereka juga khawatir anak-anak mereka tertular covid 19. Ada satu ungkapan yang monohok bagi sebagian kalangan yaitu : _“kebanyakan berada dirumah kita mati, keluar rumah juga kita akan mati, maka lebih baik saya keluar rumah saja”._ Jadi yang perlu dipahami adalah kematian adalah sebuah kepastian, dan memang setiap yang bernyawa akan mengalami kematian, tinggal bagaimana kita menyiapkan kematian tersebut. Apa yang dikhawatirkan oleh sebagian kita _pada dasarnya hanya akan mengantarkan pada sebuah kenyataan bahwa ia akan mendapatkan apa yang mereka takutkan._ Sebagaimana yang tertulis dalam hadist Qudsi *“ Aku sebagaimana persangkaan Hamba-Ku “.*


*DILEMA SEKOLAH SWASTA*


Seperti yang kita ketahui bahwa pemasukan terbesar untuk operasional sekolah adalah dari SPP orang tua, namun sekolah tidak bisa melakukan sekolah secara Offline karena terbentur aturan yang entah sampaikan kapan berakhir. Sebagian sekolah nekat tetap menjalankan sekolah secara offline terutama di daerah perkampungan, namun aparat kemanan tetap melarang keras sekolah yang ada di perumahan. Aturan dan tata tertib standar ganda, tidak jelas dan jauh dari rasa adil.


Sebagaimana yang kita lihat sekolah-sekolah yang berada di bawah Departemen Agama ada yang melakukan tatap muka secara offline, sementara sekolah dibawah Dinas Pendidikan tidak boleh dengan sebuah ancaman akan di cabut surat izin operasionalnya, sekalipun pada prakteknya ada sekolah yang tatap muka namun tidak ada sangsi yang benar-benar diterapkan. Ini menjadi dilema buat dunia pendidikan kita, orang tua setuju tatap muka, sekolah sudah siap, namun mereka masih di hantui oleh ‘dicabutnya’ izin operasional. Tinggal sekolah negeri yang tetap aman, tetap menjalankan pembelajaran secara online, karena dana operasional ditanggung oleh negara, dan orang tua tidak merasa dirugikan karena SPPnya gratis/lebih murah dari sekolah swasta.


*BAHAYA HP BAGI ANAK USIA DINI*


Semua pakar pendidikan dan para ahli psikologi telah banyak memberikan pencerahan terhadap bahaya penggunaan HP bagi anak udia dini (TK/SD). Dan orang tua juga sudah dapat melihat dengan sendirinya bagaimana anak mereka tenggelam dengan dunia Youtubers, fb, Instagram, tik tok dan banyak lagi aplikasi games lainnya yang menyebabkan mereka lupa akan tugasnya, lupa akan tanggung jawabnya dan menolak dengan keras (berteriak histeris) apabila Hpnya di ambil/disita. Terlebih bagi sebagian orang tua yang tidak mau ambil pusing dengan kalimat _“biarlah”_ daripada ngeribetin kita, kita juga sudah sibuk dengan urusan kerja, arisan dll yang juga menggunakan hp.


Bahaya HP bagi anak usia dini sudah seperti pengguna Narkoba, yang jika tidak menyentuhnya dia akan merasa ada yang hilang pada jiwa raga dan pikirannya. Ditambah dengan kerusakan sel-sel otak berfikir diluar batas kemampuannya. Serta kondisi fisik yang statis (tidak bergerak) karena yang bermain hanya jari tangan dan mata. Yang harus dipahami bahwa tahap perkembangan anak-anak usia dini adalah bermain dengan gerakan seperti berlari, melempar, berjalan dan melompat, agar fisik dan organ otak mereka tumbuh dengan baik. Namun jika fisik mereka statis tidak bergerak makan rentan dengan berbagai penyakit, salah satunya virus covid 19 ini.


Anak-anak kita cenderung melawan perintah orang tua, semua yang dilakukan atas kehendak mereka sendiri. Apabila ada permintaan yang tidak dituruti mereka berteriak histeris, menangis dan mengamuk membanting dan menghancurkan apa saja yang ada di dekat mereka. Mereka mengurung diri dirumah asyik sendiri dengan hp dan dunianya. Tidak mau mengenal dunia luar seperti bermain dengan teman-teman dekat rumahnya, bermain bola atau sekedar bermain kejar-kejaran antar mereka. Anak-anak cenderung memiliki sikap malas untuk belajar, malas untuk hidup sehat (mandi dan makan teratur) dan bahkan mereka tidak mengenal dengan baik angggota keluarganya, dan satu yang paling menyedihkan adalah hilangnya rasa empati kepada anggota keluarga yang sedang sakit atau mengalami musibah. Ini diakibatkan oleh sikap individualisme akut yang hanya memikirkan diri sendiri. Dan itu semua berawal dari memanjakan si kecil dengan Hp yang dimilikinya, dan memang mereka belum siap menerimanya baik secara fisik dan kejiwaan mereka.


*SEKOLAH TATAP MUKA TERBATAS ADALAH SOLUSI*


Terlepas dari berbagai peraturan pemerintah membolehkan atau tidaknya siswa belajar secara offline disekolah saat ini, dan kekhawatiran orang tua terhadap terlularnya covid 19 pada anak-anak kita saat belajar disekolah, maka langkah yang paling bijak bagi kita sebagai orang tua dan guru serta pengelola sekolah adalah apakah kita akan membiarkan anak-anak terus belajar dengan HP tanpa pengawasan?. Apakah orang tua masih sanggup menggantikan peran guru untuk 1 tahun kedepan?. Atau apakah kita membiarkan tingkat kebodohan anak-anak kita semakin hari semakin meningkat?. Lalu bagaimana dengan nilai dan karakter anak-anak kita yang semakin hari semakin mengkhawatirkan?.


Tentunya jawaban kita adalah *“Tidak”*. Maka langkah yang paling bijak bagi kita sebagai orang tua kembali mempercayakan sekolah membuka kelas-kelas mereka dengan protocol kesehatan yang dijaga dengan ketat. Mengantarkan anak-anak kita kembali belajar di sekolah mereka dengan cara bertahap (2-3 hari secara offline sisanya secara Online) sampai pada akhirnya kita kembali sekolah secara normal seperti sedia kala.


Kita harus memulainya, dan mulai bergerak dan tidak tinggal diam dengan pikiran-pikiran yang selalu menghantui orang tua dan sekolah. Setiap usaha dan ikhtiar tetap kita lakukan, namun jika menyangkut takdir dari Allah SWT itu adalah sesuatu hal yang berbeda. Tidak bisa kita menyangkut pautkan belajar kembali offline dan anak-anak kita tertular covid 19 lalu kita mengira kebijakan untuk membuat anak-anak kita kembali ke sekolah adalah keputusan yang salah. Tentu ini satu hal yang berbeda. Menjaga keberlangsungan masa depan anak-anak kita jauh lebih penting dari hanya sekedar kekhawatiran yang belum terjadi.


Bagi orang tua yang masih ragu dan belum bersedia sekolah membuka kelas secara tatap muka terbatas, maka biarkan dan berikan kesempatan bagi orang tua yang setuju sekolah membuka pelajaran secara terbatas. Toh sekolah tetap melayani dengan pembelajaran secara online bagi mereka yang belum bersedia. Bagi mereka yang bersedia, di dalam pelaksanaan tatap muka secara terbatas, kita harus tetap disiplin menjaga protocol kesehatan dengan ketat, dan apabila siswa dalam keadaan sakit, maka dengan jujur  dan bertanggung jawab untuk memeriksakan diri ke dokter dan melakukan isolasi mandiri dirumah. Dan sekolah tetap memberikan pelayanan secara online. Pada sebagian kita ada anggota keluarga yang positif covid, siswa negative, namun tetap diantarkan kesekolah. Ini adalah masalah besar, maka menjadi bijak untuk melakukan isolasi mandiri dulu sampai semua anggota keluarga benar-benar sehat dan negative covid 19.


*MEMBANGUN KARAKTER YANG HILANG*


Tatap muka secara Offline adalah salah satu cara kita mengembalikan karakter yang hilang dari siswa akibat pembelajaran daring seperti adab dan sopan santun, disiplin dan tanggung jawab terhadap tugasnya menjadi melemah, termasuk nilai-nilai kejujuran dalam mengerjakan soal ujian dll. Dan membangun karakter tidak bisa dilakukan secara online, karena ia butuh keteladanan guru, menatap wajah guru secara langsung. Proses belajar siswa SD sangat jauh berbeda dengan SMP, SMA apalagi mahasiswa. Membangun karakter siswa SD hanya bisa di bangun dengan dominannya interaksi siswa dan guru secara langsung, sehingga nilai (value) yang diharapkan maksimal. 


Mengapa belajar bagi siswa SD harus bertemu langsung dengan guru?. Karena baik secara online atau secara offline karakter yang dihasilkan menjadi sangat jauh berbeda. Hilangnya keteladanan para guru saat pembelajaran, bukan hanya sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa, akan tetapi juga adanya keteladanan yang dicontohkan langsung oleh para guru dalam kehidupan sehari-hari. Siswa langsung melihat guru yang menjadi contoh bagi mereka, dan tentunya dengan belajar secara online karakter yang kita harapkan dari siswa tidak akan pernah bisa terpenuhi. Maka menjadi sangat penting bahwa membangun karakter siswa hanya bisa dilakukan dengan cara bertemu secara langsung menatap wajah guru di sekolah.


Jadi kembali kepada judul awal, haruskah siswa belajar online terus? Maka jawaban kita adalah kita harus bergerak bertahab menuju sekolah offline dengan cara belajar dengan tatap muka secara terbatas dengan memperhatikan protocol kesehatan dengan ketat. Bagi dinas pendidikan terkait hendaknya segera memberikan izin kepada pihak sekolah khususnya sekolah swasta untuk melaksanaan belajar tatap muka terbatas ini, karena sebagian orang tua sudah mengizinkannya. Tentu dengan segala resiko yang sudah kita pahami bersama. Dan tentunya kita semua berdoa semoga Allah SWT akan selalu menjaga kita dan tetap memberikan kesehatan kepada kita semua dan tentunya mencabut virus covid 19 ini dari negeri ini agar kita kembali sekolah dengan normal dan segera melakukan perbaikan pendidikan anak-anak kita yang sudah lama belajar dirumah tanpa bimbingan guru.


Wallahualam Bissawab

Penulis



*Abdul Rahman, ST, M.Pd.*

Wakil Kepala Sekolah Bid. Pengembangan Karakter


_Referensi ;_

- Hasil Survei orang tua SDIT Mutiara Hati Juli 2021

- Intruksi Bupati Bekasi tentang pelaksanaan PPKM

Rabu, 31 Maret 2021

BUKU "BERSEMANGATLAH DAN JANGAN MENYERAH"

 



Alhamdulillah segala puji hanya untuk Allah SWT Rabb semesta alam yang telah memberikan kita karunia di sisi-Nya. Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada suri tauladan kita Rosulullah Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikutnya yang istiqomah sampai akhir zaman. Kebaikan dan keselamatan jiwa dan raga hanya pada-Nya dan kemuliaan manusia hanya berada disisi Rosul-Nya.

Setiap kita memiliki ujian hidup yang berbeda-beda, sesuai dengan takaran yang telah ditetapkan oleh Sang Maha Berkuasa di alam semesta ini. Maka dari setiap ujian itu kita akan terseleksi dengan ketat, mana saja hamba-Nya yang lulus pada ujian kehidupan. Dan mana saja hamba-Nya yang tertinggal dengan kesengsaraannya. Kita mengetahui bahwa tujuannya adalah untuk mengetahui mana dari Hamba-Nya yang pantas menerima syurga dengan seluruh kebahagiaan hakiki diakhirat kelak.

Setiap kita adalah pemenang semenjak kita diberada didalam Rahim ibunda, dan setiap kita memiliki ketetapan dan takdir yang sudah digariskan oleh-Nya. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya seseorang diciptakan dari perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh didalamnya dan menuliskan empat ketentuan yaitu tentang rezeki, ajal, amal, dan (jalan kehidupan) sengsara atau bahagia”. Tinggal bagaimana kita berusaha untuk merubah keadaan diri kita hari ini dan yang akan datang. Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (Q.S Ar-Rad :11).

Untuk merubah suatu keadaan yang lebih baik dibutuhkan semangat pantang menyerah dalam mengarungi bahtera hidup. Jika setiap kita memiliki semangat yang kuat di dalam jiwa, maka dengan sendirinya tubuh dan pikiran kita akan tersugesti untuk bergerak melakukan perbaikan, menatap optimis bahwa kita bisa melakukan perubahan, dan yang paling penting adalah kita jauh dari sikap berputus asa. “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf  : 87).

Penulisan buku ini dilatarbelakangi oleh sebuah observasi dan penelitian sederhana yang dilakukan oleh penulis dari tahun 2020-2021, menjelang 1 tahun mewabahnya virus covid 19. Dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada 225 orang dari berbagai profesi dan orang yang tidak memiliki pekerjaan, tentang kondisi semangat mereka dalam menghadapi wabah ini. Diantara hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa sebanyak 27,6 % mereka memiliki penurunan semangat hidup, 74,8% mereka masih memiliki semangat untuk hidup bertahan ditengah pandemik yang mewabah. Dan 7 % dari mereka sudah mulai menyerah dengan keadaan baik mulai dari faktor ekonomi, motivasi dan spiritual mereka. Serta 3,7 %nya sudah mengalami stress yang berkepanjangan yang jika tidak segera diatasi nilainya akan terus meningkat.

Buku yang kita pegang ini adalah sebuah pemikiran dan tentang sebuah cara yang sederhana bisa dilakukan dalam berbagai aktifitas untuk membangkitkan semangat jiwa-jiwa tangguh dan kuat dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Tentunya semua akan kembali kepada-Nya, kita hanya manusia yang hanya bisa berusaha, tentang bagaimana hasilnya maka DIA lah yang memiliki hak preogatif untuk menentukannya. Tentunya kita mengenal sebuah istilah “Allah SWT itu sebagaimana persangkaan hamba-Nya” jika ia merasa bisa maka Allah SWT berikan. Namun sebaliknya jika ia sudah menyerah sebelum melangkah, itupun Allah SWT akan memberikan sesuai dengan takaran semangatnya.

Bersemangatlah dan jangan pernah menyerah dengan keadaan apapun, karena segala usaha itu tidak pernah menghianati hasil. Bersemangatlah dan jangan pernah menyerah pada detik-detik akhir, karena boleh jadi Allah SWT sedang menguji kesabaran kita. Dan biasanya setiap pengabulan usaha itu bicara tentang bagaimana kuatnya kita menahan sabar dengan semangat yang masih tersisa.

Buku ini juga dilatar belakangi oleh perjalanan hidup penulis dari memulai hidup berumah tangga, sampai memiliki anak ke tujuh dizaman yang mungkin bagi sebagian orang mengatakan “kok bisa?, terus nanti bagaimana?’ dan seterusnya. Termasuk perjalanan spiritual serta semangat menimba Ilmu dan potensi dari satu guru ke guru yang lain, dengan sebuah harapan semoga guru-guru kami mendapatkan keberkahan yang tiada terputus sampai karya ini dibaca dan menjadi inspirasi bagi orang banyak, untuk tidak menyerah dan tetap bersemangat dalam manjalani hidup serta dapat menikmati hidangan ujian yang tidak akan pernah terputus hingga akhir hayat kita.

Dan tentunya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam buku ini, semua itu karena kelemahan dan kekurangan penulis. Semoga buku ini bisa menginspirasi siapapun kita yang sudah mulai menyerah dengan keadaan dan kembali bangkit bersemangat dalam menghadapi setiap cobaan. Kerena memang hidup itu adalah perjuangan, dan perjuangan membutuhkan spirit semangat yang juga musti kita perjuangkan.

 Bekasi, 1 Rajab 1442 H/13 Februari 2021

 Abdul Rahman, ST.M.Pd.

 Ketua Yayasan Semangat Muda Islam Indonesia

CATATAN : 

SEMUA PENJUALAN 100% DI GUNAKAN UNTUK 

PEMBANGUNAN RUMAH YATIM YASMUDIA


Selasa, 05 Mei 2020

Lembaga Amil Zakat (LAZ YASMUDIA)

_Assalamu'alaikum wr.wb._

Kepada :
Yth. Bpk / Ibu
Para Donatur/Para Muzakki
Pengurus DKM Se-Jabodetabek
Jamaah MTA Kaum Ibu Se-Jabodetabek

_Assalamu’alaykum wr wb._

*Tahmid dan Sholawat*

Wabah Covid 19 merupakan bagian dari Rahmat Allah swt serta Ujian keimanan bagi ummat dalam menjalankan Ibadah Ramadhan. Untuk itu kami mengajak dan membantu Bapak / Ibu dalam  menyalurkan Zakat, Infaq & Sadaqah kepada mustahik yang berhak melalui *Lembaga Amil Zakat (LAZ) YASMUDIA* yang beralamat di Jl. Raya Griya Asri 2 Blok C2/35 RT 11/32 Sumber Jaya Tambun Selatan Kab. Bekasi.

*LAZ YASMUDIA* telah berdiri dan beraktifitas di bidang pemberdayaan manusia, pendidikan, dakwah dan sosial sejak tahun 2016 dengan program _Pembangunan Rumah Yatim Hamasatul Qur'an, Beasiswa Pendidikan, Kafalah Guru TPA/TPQ, Unit Usaha Janda Berdaya, Santunan 60 Anak Yatim dan Kaum Dhu’afa, Dakwah Fiisabilillah, Bantuan Ojol, Ob dan satpam, Tukang harian lepas, dll._

Melalui momentum bulan Ramadhan 1441 H yang penuh berkah ini, ijinkan kami mengajak Bpk/Ibu/Sdr untuk menyalurkan Zakat/Infaq/Sadaqah sebagai pembersih harta yang kita miliki, melalui no rekening :

*Bank Syariah Mandiri : 710 6433 261* 
     
*an Yysn Semangat Muda Islam Indonesia*

Yasmudia Official :
Fb : Yayasan Semangat Muda Islam Indonesia
IG : yasmudiaofficial
Web : yasmudia.blogspot.com
Tritter : @yasmudia
Kitabisa.com : https://kitabisa.com/campaign/banturumahquranyatim

 ﺁﺟَﺮَﻙ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﻋْﻄَﻴْﺖَ، ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﺑْﻘَﻴْﺖَ ﻭَﺟَﻌَﻠَﻪُ ﻟَﻚَ ﻃَﻬُﻮْﺭًﺍ

“Semoga Allah memberikan pahala atas apa yang engkau berikan, dan semoga Allah memberikan berkah atas harta yang kau simpan dan menjadikannya sebagai pembersih bagimu.”

Amiin ya rabbal 'alamin
🤲🤲🤲🤲🤲🤲🤲🤲🤲🤲🤲
Hormat kami,
*Ketua LAZ Yasmudia*
Abdul Rahman, ST, Cad. M.Pd.

Konfirmasi Transfer
Wa.me/081387569453

Al Qur'an Menjawab Musibah Covid 19

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

*Ini jawaban semua ujian kita selama ini*

*Ya Allah, apakah gerangan yang  sedang menimpa kami saat ini?*
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan” (QS. Al-Baqarah [2] : 155).

*Mengapakah kami harus diuji dengan wabah corona seperti ini?*
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al-Ankabut [29] : 2)

*Untuk apa sesungguhnya ujian ini, ya Allah?*
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah; barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya”(QS. At-Taghabun [64] : 11)

*Namun, mengapa harus terjadi pada kami?*
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” (QS. Al-Ankabut [29] : 3)

*Darimana datangnya musibah ini ya Allah?*
“Dari mana datangnya ini?” Katakanlah: “Itu dari dirimu sendiri” (QS. Ali Imran [3] : 165).

*Tapi ya Allah, wabah ini sungguh buruk bagi kami….*
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah [2] : 216)

*Telah sesak nafas kami, berat hidup kami, gara-gara wabah ini….*
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah [2] : 286)

*Kami tidak bisa bekerja ya Allah, kami dikurung di rumah saja, kami tidak bisa berbuat apa-apa….*
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran [3] : 139)

*Terkadang, wabah ini memberikan tekanan yang demikian dahsyat kepada kami. Rasanya kami telah menyerah kalah. Sebagian dari kami bahkan telah berputus asa.*
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf [12] : 87)
“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat” (QS. Al-Hijr [15] : 56)

*Kami menjadi gelisah, tidak tenang, karena beban berat yang kami hadapi akibat wabah ini….*
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’du [13] : 28).

*Di saat sempit seperti ini, masih adakah jalan keluar bagi kami? Masih adakah pintu rezeki untuk menyambung hidup kami ya Allah?*
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. Ath-Thalaq [65] : 2-3).
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya” (QS. Ath-Thalaq [65] : 4).

*Tapi, perusahaan sudah memotong gaji kami. Bahkan sebagian dari kami, sudah tidak memiliki pekerjaan lagi. Siapa yang akan memberikan rezeki kepada kami?*
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya” (QS. Hud [11] : 6)

*Sudah lebih dari sebulan kami menjalani kebijakan Stay At Home. Rasanya sudah tidak kuat untuk terus menerus dikurung di dalam rumah. Lelah ya Allah. Sungguh kami tidak tahu, sampai kapan suasana ini….*
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran [3] : 200)

*Mengapa Engkau menyuruh kami untuk bersabar?*
“Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS. Ali Imran [3] : 146)

*Adakah balasan atas kesabaran kami ya Allah?*
“Sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan” (QS. An-Nahl [16] : 96)

*Alhamdulillah. Seberapa banyakkah pahala yang akan Engkau berikan kami?*
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS. Az-Zumar [39] : 10)

*Subahanallah… Lalu bagaimana nasib kami kelak di akhirat ya Allah?*
“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (surga), (sambil mengucapkan) ‘Selamat untuk kalian atas kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (QS. Ar-Ra’du [13] : 23-24)

*Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah. Sekarang kami tenang ya Allah. Kami ridha dengan ketentuan-Mu. Kami bersabar dengan ujian-Mu.*
“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya” (QS. Al-Bayyinah [98] : 8)
“Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar” (QS. At-Taubah [9] : 72).

Wallahu'alam bish shawab