KANTOR SEKRETARIAT

JL. Raya Perum Griya Asri 2 Blok C2 No 35 RT 11/32 Desa Sumber Jaya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. CP. 081387569453

LOGO RESMI

LOGO RESMI
Muda, Semangat dan Visioner

Senin, 25 November 2019

DARURAT PORNOGRAFI


PENDIDIKAN MENJAWAB DARURAT PORNOGRAFI
(Makalah pada Diskusi Publik Bersama Komunitas Media Online Indonessia
Bekasi 8 November 2018)
Oleh: Diyah Yuli Sugiarti
Universitas Islam ’45 (diyah.ys@unismabekasi.ac.id)

Perluasan akses dan pemerataan pendidikan Indonesia telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia. Kemajuan pendidikan dalam kualitas pendidikan sudah tampak membudaya.  Semua upaya keras tersebut ditujukan untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia yang terdidik dan berkualitas. Saat ini pendidikan dituntut untuk semakin bergerak cepat pada berbagai perubahan, terlebih lebih menghadapi era digital yang sangat pesat perkembangannya. Di era globalisasi saat dunia mulai kompetitif dalam skala global. Pendidikan juga dihadapkan pada tantangan keunggulan berprestasi. Pendidikan harus mampu memberi keterampilan abad 21 kepada para siswanya.  Tantangan ini tidaklah mudah untuk dilaksanakan dengan baik dikarenakan berbagai keterbatasan dan masih banyaknya permasalahan seputar pendidikan di Indonesia.  Di saat pendidikan harus fokus pada adaptasi pada berbagai perubahan yang ada, dan mengupayakan pendidikan yang visioner, tiba tiba pendidikan tersadar akan adanya ancaman yang sangat serius yang menyerang peserta didiknya, yaitu monster pornografi.
Menurut Thomas Bombadil (2007), pornografi adalah segala bentuk tindakan melihat orang lain sebagai sesuatu yang digunakan untuk mendapatkan kepuasan seksual. Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi, Pasal 1 menyatakan Pornografi adalah substansi dalam media atau alat komunikasi yang dibuat untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan/atau erotika.
Pornografi adalah sebuah virus yang mempengaruhi jiwa dan hati, pendapat ini sejalan dengan pandangan Dr Randall F  Hyde, Ph.D yang diungkapkan dalam Seminar di Yayasan Kita dan Buah Hati. Saat ini Indonesia sedang parah parahnya tentang pornografi seperti terjadi 20 tahun yang lalu di Amerika. Pornografi sangat memprihatinkan karena ada 4 hormon yang dirusak yaitu:
1.      Dopamine yaitu memicu keinginan untuk selalu membutuhkan hal yang berbeda. Biasanya korban tahu pornografi salah tapi melakukannya dan tidak bisa melawan.
2.      Neuropiniphrin yaitu otak akan selalu berputar dan terus muncul pemikiran tentang pornografi yang terus menerus sehingga korban, tidak bisa berpikir jerni.
3.      Serotonin, membuat perasaan  tenang, senang dan damai bersama pornografi
4.      Oksitosin, terikat batin yang kuat sehingga sulit melepaskan pornografi.
Kondisi inilah yang menyebabkan kecanduan pornografi. Kecanduan pornografi sebenarnya sama dengan kecanduan narkoba. Pornografi juga menyebabkan kecanduan, memperhamba dan membelenggu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Cambridge yang berjudul Internet Porn Addiction Mirrors Drug Addiction pada 2014 silam menyimpulkan jika kecanduan pornografi memiliki efek yang buruk terhadap kesehatan mental seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Valerie Voon ini melihat jika kecanduan pornografi ternyata memiliki efek yang sama pada otak dengan pecandu narkoba!
Semua tahu bahwa pornografi adalah hal yang tidak baik dan dapat menyebabkan kecanduan. Namun terus menyebar bagai virus penyakit. Keberadaan Internet diduga yang membuat pornografi semakin menyebar. Berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 2017, sebesar 65,34 % anak usia 9 sampai dengan 19 tahun telah memiliki smartphone. Kondisi ini menjadi semakin mengkhawatirkan karena membuka peluang bagi anak–anak untuk terpapar pornografi.  Mereka menjadi  mudah mengakses gambar atau video yang berbau pornografi membuat semakin banyak orang terjerat didalamnya. Tidak hanya laki-laki, faktanya, banyak juga perempuan yang terjerat didalamnya.
Hasil penelitian Yayasan Kita dan Buah Hati mengungkapkan tentang dampak pornografi yang mengakibatkan volume otak menyusut di bagian yang membedakan manusia dengan binatang. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku pornografi akan menjadi manusia yang tak bedanya dengan binatang. Mereka tidak lagi memiliki kejernihan akal, bertingkah laku rendah dan sampai pada kehilangan keimanan dan budi pekerti. Tak sedikit banyak pula yang terjerembat pada tindak pidana. Dan ini bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa namun juga anak anak usia pelajar Seperti kita temui adanya penjara anak-anak di Kota Bandung, dimana terdiri dari 156 anak dan 30% dikarenakan terjerat kasus pornografi.
Pornografi kini menyebar tanpa usia dan domisili. Dan kini giliran dunia pelajar dan pendidikan yang terserang wabah virus ini. Di Bekasi menurut Muhammad Rozak Komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bekasi, dalam pikiran rakyat.com (03/10/2018)  menyampaikan Jika sebelumnya banyak video porno yang bocor hingga ditonton anak-anak, sekarang trennya berbeda. Anak-anak tidak lagi menonton tetapi melakukan bersama teman-temannya. Hal ini diungkapkan setelah terkuak Grup WA “All Star” siswa SMP kelas IX di Cikarang yang beranggotakan 24 siswa satu sekolah melakukan tindak asusila dimana setiap anggota saling berbagi video porno, bahkan anggota saling mengajak berhubungan badan.  Kasus di wilayah Tambun Selatan Bekasi, dimana  sekelompok anak-anak juga ditemukan  melakukan asusila bersama sama. Menurut beliau hampir semua kasus karena minimnya perhatian orang tua, dan tidak ada pengawasan dalam memakai ponsel. Ditengah kondisi ini anak-anak  terancam kecanduan games, narkoba, pornografi dan LGBT, dimana era semacam ini tidak mengenal kemampuan ekonomi dan domisili.

Penyebab Meluasnya Pornografi di Kalangan Pelajar
Sekularisme liberalisme sebagai paham yang memisahkan agama dari kehidupan dan memperbolehkan kebebasan berekspresi, dan memiliki apapun yang mereka inginkan memiliki andil dalam maraknya pornografi. Demikian juga cara pandang kapitalisme yang menitikberatkan pada keuntungan yang sebesar besarnya sehingga mendorong beberapa oknum memproduksi apapun untuk siapapun termasuk produksi pornografi.
Maraknya pornografi di kalangan pelajar dipengaruhi oleh  gelombang LGBT yang semakin gencar. Di cimahi 705 orang pelaku LGBT dengan jenjang usia 15 tahun ke atas, dan pelajar mencapai 30%.  Lebih mencengangkan sekali para generasi muda ternyata menjadi sasaran LGBT tidak kurang dari 2.600 anggota gay siswa SMP-SMA beroperasi via facebook di Garut (kompas.com 06/10/2018)
Era digital bagaikan pisau bermata mata dua, dimana tidak hanya dampak positif namun dampak negatifnya juga dapat meluluh-lantahkan kepribadian yang normal menjadi abnormal. LGBT bukan sekedar urusan hak azasi dalam konteks seksual, namun mereka melanggar aturan, norma agama dan norma sosial. Medsos dimanfaatkan LGBT sebagai media menjajakan layanan seksual berlatar belakang ekonomi. Melalui medsos  mereka mencari pasangan kencan atau menjajakan diri. Lewat cara pergaulan tersebut menularkan perilaku hingga penyakit kelamin bahkan HIV/AIDS.

Sinergi untuk Memutus Jerat Pornografi
Masalah pornografi serang pelajar tentu saja harus segera diantisipasi. Maka pertama adalah sekolah sebagai institusi dan tempat pelajar mewujudkan kompetensi pengetahuan, kompetensi ketrampilan dan kompetensi kepribadian harus mulai memperluas visi misinya.  Lembaga perlu memasukkan profil lulusannya sebagai pemuda yang bersih dalam narkoba, pornografi, dan LGBT. Pelajar dan lulusan bebas pornografi harus benar-benar direalisasikan dan dimasukkan dalam komopetensi kepribadian sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional. Kemudian sasaran ketercapaiannya diimplementasikan dalam kurikulum sekolah. Sehingga proses pembelajaran sekolah terintegrasi dengan target bebas pornografi. Sekolah perlu sering memberikan sosialisasi bahaya pornografi kepada peserta didiknya, terutama pada saat masa orentasi sekolah dan tahun pelajaran baru. Mencanangkan program untuk memutus jerat pornografi harus dilakukan termasuk memberikan disiplin dan sanksi yang tegas bagi yang membawa virus pornografi ke lingkungan sekolah. Siswa selalu dimotivasi memiliki cara pandang yang visioner dan memiliki kemandirian serta identitas diri yang kuat. Sehingga mampu memiliki penangkal dalam sikap terhadap virus pornografi khususnya ketika mempergunakan teknologi.
Peran agama dan nuansa keimanan juga perlu ditumbuhkan secara serius di sekolah.  Tak  ada satu agamapun di Indonesia yang membolehkan pornografi. Pelajaran agama bukan hanya rutinitas namun guru agama yang dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam memberikan metode pembelajaran agama. Pemahaman yang terimplementasi dalam praktek kehidupan lebih difokuskan daripada sekedar pengetahuan. Maka guru sebagai tauladan harus dimiliki sebagai pendidik. 
Kemajuan teknologi bukanlah yang dipersalahkan, kehadirannya memang bersifat netral dan akan mempermudah kehidupan. Demikian juga mata pelajaran umumpun harus memberikan kesadaran akan kearifan menggunakan teknologi, sehingga mampu memilah mana yang diambil  dan mana yang dihindari sebagai upaya melakukan perang terhadap pornografi.
Upaya pendidikan formal maupun nonformal di atas tentulah tidak akan mampu optimal bila berdiri sendiri dalam memerangi pornografi. Pendidikan keluarga sebagai pendidikan informal juga harus sinergi. Beberapa upaya individu dan keluarga untuk membangun kepribadian yang mulai anak sehingga mampu terjaga dalam pornografi:
1.      Menjadi orang tua yang amanah, siaga dan berilmu dan membekali anak dengan agama dan ilmu
2.      Memberdayakan peran ayah dalam mendidik anak
3.      Memiliki konsep pendidikan yang tidak terjebak pada pengetahuan tapi lebih kepada pemahaman anak
4.       Memperbanyak sosialisasi dan dialog yang benar, baik dan menyenangkan tentang pornografi.
5.      Mempersiapkan anak  dalam kemandirian dan identitas  sehingga memiliki kemampuan berpikir, memilih dan mengambil keputusan yang positif
6.      Ajari anak untuk bijak bertekhnologi. Pembekalan pengetahuan gadget dan internet kapan dan apa alasannya diberi gadget, fungsi, memanfaatkan dan resiko penggunaan gadget.
7.      Menanamkan agama, ibadah dan ahklak harus ada.
Pendidikan yang baik akan dipengaruhi lingkungan yang baik.  Maka upaya lembaga pendidikan dan keluarga harus juga ditunjang oleh lingkungan yang baik.  Peran mayarakat tidak bisa ditiadakan. Masyarakat harus memberikan kontrol sosial terhadap peristiwa yang akan membawa bahaya. Masyarakat juga harus bersinergi melawan wabah virus pornografi.  Lingkungan yang aman dan nyaman dari pornografi harus diberikan dalam tumbuh kembangnya anak dan turut memberikan pendidikan yang benar dan baik. Alhamdulillah Kominfo telah kantongi 8.166 aduan konten pornografi di bulan Januari 2018, ini adalah kontrol sosial masyarakat. (bisnis .tempo.co 10/08/2018)
Dan upaya di atas akan semakin optimal bila pemerintah memiliki tanggung jawab akan keselamatan warganya dari semua ancaman buruk termasuk pornografi.  Peran negara adalah sebagai regulator dan fasilitator. Sebagai regulator negara harus melindungi warga dan wilayahnya dari jerat virus pornografi. Maka adanya regulasi atau peraturan tentang anti pornografi harus dilakukan dan ditegakkan. Kekuatan sebagai penguasa harus benar-benar dimainkan untuk melindungi anak bangsa dari pornografi. Alhamdulillah walau agak terlambat  Menteri Komunikasi dan Informasi (kominfo), Rudiantara mulai tanggal 10 Agustus 2018 menjelaskan bahwa seluruh konten yang mengandung unsur pornografi tidak akan bisa lagi diakses melalui penyedia layanan internet nasional. (bisnis .tempo.co 10/08/2018) Sebagai fasilitator negara harus menunjang program-program dalam memerangi pornografi. Salah satunya adalah melakukan program sosialisasi anti pornografi di setiap kesempatan pendidikan apakah formal, nonformal maupun informal. Inilah upaya tindakan preventif, pencegahan sebelum terjadi.

Penanggulangan Bagi yang terlanjur terjebak Pornografi
Perjalanan hidup yang telah berlalu dan terjadi kecolongan pornografi juga menjadi kondisi yang harus diselesaikan. Kalau saat ini sudah banyak yang terjebak dalam pornografi, apa yang harus dilakukan untuk lepas dari dosa dan keterikatan itu? Yang telah melakukan tindak pidana, khususnya produsen pornografi harus ditindak tegas dan pelanggar asusila hingga melakukan tindak pidana tetap diselesaikan sesuai hukum yang berlaku. Kemudian semua harus dilakukan terapi untuk terbebas dari korban pornografi.
Permasalahan pornografi memang merupakan permasalahan yang serius yang harus diatasi. Pemulihan para korban tindak pornografi adalah melalui 1) pendekatan agama (spiritual) agar pelajar memiliki pengendalian yang kuat. 2) Pendekatan Psikologi yaitu melalui: a) terapi Behavior (perilaku) dengan menerapkan reward and punishment, b) terapi Kognitif (Pendidikan) yaitu menanamkan ilmu pengetahuan sehingga mampu berpikir dan melahirkan kesadaran untuk berubah lebih baik. 3) Pendekatan Medis bila korban telah terganggu penyakit baik fisik maupun mentalnya.

Kesimpulan
Pendidikan merupakan langkah yang paling strategis untuk mencegah dan menyembuhkan wabah visrus pornografi. Pornografi adalah wabah virus yang menular dan berbahaya dan harus diantisipasi secara serius dari semua komponen baik keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, dan pemerintah. Sinergi memerangi pornografi harus dilakukan dengan kesamaan visi dan misi serta pendekatan agama, psikologi dan medis. Dan semua upaya yang telah dilakukan perlu terus ditingkatkan.

Referensi

BedjoSujanto,  2018, Pengelolaan Sekolah, Permasalahan dan Solusi, Bumi Aksara, Jakarta
H.A.R Tilaar ,2016, Pendidikan Kritis,Kriti katas Praksis Neoliberalisasi dan Standardisasi Pendidikan, Arruzz Media, Yogyakarta
H.A.R Tilaar ,2012, Perubahan Sosial dan Pendidikan, Rineka Cipta Jakarta.
H.A.R Tilaar ,2009, Pendidikan Nasional Strategi dan Tragedi,Kompas, Jakarta.
http://www.pikiran-rakyat.com /jawa-barat/2018/10/03/ mengkhawatirkan-aktivitas-asusila-siswa-smp-di-grup-whatsapp-all-star
http:// www. Pikiran-rakyat.com/Bandung-raya/2018/10/12npopulasi-lgbt-capai-ratusan-pemkot-cimahi-akui-kecolongan-431510
Kompas.com 06/10/2018
Nanang Fattah, 2012, Analisis Kebijakan Pendidikan,Remaja Rosdakarya, Bandung

Jumat, 15 November 2019

GURU TRANSFORMATIF


5 KARAKTER GURU TRANSFORMATIF

1.       MUALLIM
Menguasai ilmu dan mapu mengembangkan serta menjelaskan fungsi dalam kehidupan
Menjelakan dimensi teoritis dan praktisnya
Melakukan transfer ilmu, internaslisasi dan amaliah

2.       MURROBBI
Mendidik dan menyiapkan peserta didiknya berkreasi
Mampu memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka dan masyarakat dan alam sekitarnya

3.       MURSYID
Menjadi model, pusat anutan, teladan, dan konsultan bagi peserta didiknya.

4.       MUDARRIS
Memiliki kepekaan intelektual dan informasi
Memperbaharui pengetahuanya dan keahliannya secara berkelanjutan
Mencerdaskan, melatih minat dan bakatnya peserta didiknya

5.       MUADDIP
Menyiapkan peserta didik untuk mempertanggungjawab dalam membangun peradaban yang berkualitas dimasa depan

UNTUK BISA “BERTRANSFORMASI”
1.       SAMBUT PERUBAHAN
2.       PIKIRKAN SOLUSI
3.       LAKUKAN DENGAN CEPAT
4.       SALAH LEBIH BAIK DARIPADA TIDAK MENCOBA
5.       SELALU SIAP MENCOBA
GURU MASA LALU VS GURU TRANSFORMASI
Mencari jawaban                                            vs            membiarkan anak mencari jawaban
Memberi jawaban                                          vs            memberi pertanyaan
Memahami materi pelajaran                    vs            memahami keunikan anak
Meminta anak menghafal                          vs            meminta anak berkreasi
Berkomunikasi langsung                             vs            menggunakan media social
Memahami literasi buku                             vs            memahami literasi digital
Mendorong anak berkompetisi                vs            mendorong anak berkolaborasi





Minggu, 10 November 2019

CATATAN DISKUSI PUBLIK YASMUDIA

PERS REALIESE

YASMUDIA SIAP MENYIAPKAN PEMIMPIN MUDA KAB. BEKASI


Yasmudia Menyiapkan Pemimpin Masa Depan Kabupaten Bekasi
November 10, 2019

Yayasan Semangat Muda Islam Indonesia (Yasmudia) memfasilitasi anak-anak muda Kabupaten Bekasi untuk berdiskusi dengan anggota legislatif muda terpilih. Minggu, 10/11/19.

Acara ini bertempat di Hotel Swiss Bel in Cibitung, Cikarang Barat. Mulai pukul 08.00 s/d selesai. Acara ini didukung oleh Ikatan Alumni Jerman (IAJ) yang siap memberikan masukan untuk pembangunan di Kabupaten Bekasi. Pada acara tersebut juga diberikan beasiswa kursus bahasa Jerman dan Perancis bagi 50 peserta oleh Euro Management Indonesia sebagai pendukung acara.

Pada diskusi publik kali ini dihadiri oleh anggota DPRD Kab. Bekasi Rusdy Haryadi, S.Pdi., Obon Tabroni, anggota DPR RI, Budiyanto, komisi 1 anggota DPRD Kab. Bekasi, Drs. Dr. Supardiyo, M.Pd. ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekia Muda Islam (ICMI) Kab Bekasi, Toto Suharto Wasekjen IAJ, moderator Syifa dari radio Dakta, PKS muda, Kammi Kab. Bekasi, LP3I,  para pengusaha, aktifis buruh SPSI, praktisi pendidikan, perternakan dan Rumah Zakat Kab. Bekasi serta generasi muda, mahasiswa, tokoh-tokoh Kabupaten Bekasi.


Menurut Abdul Rahman, ST. C.NCA, pemimpin masa depan Kab. Bekasi harus bisa membuat keadilan dan sejahteraan bagi masyarakatnya. Dan ini memiiki tahapan-tahapan atau proses panjang dalam mempersiapkannya. Yasmudia berusaha untuk memfasilitasi dengan berbagai kegiatan dan suatu saat akan lahir pemimpin-pemimpin terbaik di Kabupaten Bekasi.

Masih menurut ketua pelaksana tersebut, pemuda masa depan adalah orang yang mengambil estapet kepemimpinan hari ini.

“Tren kali ini pemimpin dunia memang banyak dipegang oleh anak muda. Seperti Perancis, Kanada dan yang lainnya. Lantas adakah korelasi antara pemimpin muda dengan pemikiran progresif dan pemikiran revolusioner. Ternyata ada korelasi antara usia muda dan upaya dalam memimpin”, kata Obon Tabroni.

“Solusi dari segala macam persoalan yang ada di Kabupaten Bekasi adalah keberanian seorang pemimpin dalam sebuah eksekusi”, tutup Anggota DPR RI Komisi 9 tersebut.

Menurut Anggota dewan Rusdy Haryadi, S.Pd.I disampai data data mengenai ketimpangan dan sistem pemerintahan kabupaten bekasi yg menjadi perhatian khusus. Teruma mengurangi tingkat pengangguran.

Lanjutnya lagi bahwa inti dari semua permasalahan ini adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan ditangan anak muda lah pengetahuan itu harus mereka miliki.

Menurut Budiyanto, S.Pi. angggota dewan Fraksi PKS Kab. Bekasi ini juga menyoroti tentang kesiapan beliau untuk memimpin Kab. Bekasi apabila dipercaya oleh masyarakat. Karena selama ini sudah melakukan inventarisasi masalah masalah sekaligus solusi untuk Kabupaten Bekasi yg lebih baik lagi.

Yasmudia harus menjebatani generasi muda milenial dalam berbagai program permasalahan sosial dan pemberdayaan masyarakat, dan Yasmudia harus siap bekerja sama dengan DPRD Kabupaten Bekasi dalam mengatasi masalah sosial dan mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Bekasi yg segera akan di ajukan akhir tahun 2019 ini. Menurut masukan dari Wakil Sekjen IAJ dalam forum diskusi ini.

Diakhir sesi Direktur Yasmudia mengatakan bahkan akan melakukan follow up diskusi publik ini  kepada pemberdayaan masyarakat salah satunya mengurangi angka penganguran dengan pemberdayaan masyarakat kalangan tidak mampu.

Dan anggota dewan yg hadir siap memfasilitasi segara sarana dan prasarana yg di miliki oleh pmerintahan Kab. Bekasi.

Dan pada akhirnya ditangan pemuda lah bangsa ini besar dan maju. Dan Yasmudia berharap mereka bisa mengambil kontribusi positif bagi masyarakat Kabupaten Bekasi

#generasi milenial
#mudaprogresifuntukpeeubahan
#majubersamayasmudia


Selasa, 05 November 2019

Diskusi publik Yasmudia

YAYASAN SEMANGAT MUDA ISLAM INDONESIA
HOTEL SWISS BELL IN CIBITUNG BEKASI

PRESS RELEASE

Yasmudia mengajak generasi Muda, Mahasiswa serta tokoh –tokoh Kabupaten Bekasi Mengadakan Diskusi Publik bersama Anggota Legislatif Muda terpilih di Kabupaten Bekasi dalam menghadapi  era Industri 4.0 serta penyampaian visi dan misi terbaik mereka menuju Kabupaten Bekasi yang sejahtera dan berkeadilan.
Sebagai salah satu kabupaten di Jawa Barat dengan penduduk sekitar 2,9 Juta dan kepadatan sekitar 1900 jiwa per kilometer, Bekasi memberikan banyak tatangan kepada pemimpinnya di masa depan. Bonus demografi sebagai sumber daya yang terbaharukan perlu mendapatkan pendidikan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu bersaing dimasa depan, tidak hanya dengan daerah-daerah lain di Indonesia tapi juga persaingan global sebagai kawasan industri. Kabupaten Bekasi yang merupakan daerah yang ditopang sektor perindustrian harus memiliki daya tarik untuk investor dengan memberikan iklim usaha yang kondusif dan tenaga kerja yang terampil dan terdidik. Meskipun sebagai Zone Ekonomi Internasional (ZONI) dan memiliki fasilitas khusus dibidang perpajakan, infrastruktur dan fiskal, kabupaten Bekasi akan menghadapi tantangan kedepan di bidang sumberdaya manusia untuk menunjang sektor industri.
 Disini dibutuhkan pemimpin yang memberikan dukungan lebih dibindang pendidikan dan vokasi yang bisa membuat Bekasi tetap kompetitif dibanding daerah-daerah industri lainnya di Indonesia.
Sumber daya alam Bekasi seperti minyak bumi dan gas alam perlu dimanfaatkan sebanyak-banyaknya untuk kesejahteraan masyarakat kabupaten Bekasi terutama untuk peningkatan sumber daya manusia yang mampu bersaing di era industri 4.0. Sumber daya alam sebagai bahan bakar dari industri perlu dimanfaatkan lebih optimal lagi untuk menunjang perkembangan industri di kabupaten Bekasi.

Sistem transportasi masal yang sudah mencapai kota Bekasi perlu diteruskan ke Kabupaten Bekasi agar masyarakat memiliki opsi transportasi umum yang memadai, yang mengakibatkan perputaran barang dan jasa di kabupaten Bekasi semakin lancer dan meningkatkan perekonomian. Disini diperlukan peran pemimpin masa depan yang memiliki visi kedepan bagaimana meningkatkan sarana transportasi yang memadai sehingga pertumbuhan ekonomi di kabupaten Bekasi semakin cepat dan menyeluruh. Dengan meningkatnya sarana transportasi meningkat pula risiko terjadinya kemacetan dan kecelakaan di jalan. Disini diperlukan adanya terobosan-terobosan untuk menghindari kemacetan dan mengurangi angka kemacetan yang ditimbulkan dengan meningkatkan lalu linta manusia dan barang.

Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan industri di kabupaten Bekasi, penanganan lingkungan akan menjadi tugas yang sangat penting bagi pemimpin di kabupaten Bekasi sehingga bisa memberikan lingkungan yang nyaman, aman dan sehat bagi penduduknya. Penanganan sampah rumah tangga dan juga limbah industri yang baik sangat diperlukan. Apalagi kalau terobosan seperti energi dari sampah (waste to energy) misalnya bisa lebih diimplementasikan lagi secara besar-besaran. Lingkungan akan semakin bersih dan nyaman, membuat warga kabupaten Bekasi sehat dan bahagia. Masyarakat yang sehat dan bahagia akan menjadi modal untuk membangun sumberdaya manusia yang tangguh dan bisa memberikan kontribusi yang maksimal untuk perkembangan kabupaten Bekasi.

Mengingat beberapa topik di atas kami ingin berdiskusi dan membahas tantangan pemimpin masa depan kabupaten Bekasi diantaranya dibidang kependudukan dan ketenagakerjaan, Pendidkan, Industri, Energi, Lalulintas dan transportasi, Lingkungan hidup termasuk pengolahan sampah.

Diskusi publik bertajuk “We Prepare Great Leaders”, dilaksanakan pada  Minggu, 10 November 2019 di Hotel Swiss Bel In Cibitung Cikarang barat mulai Pkl. 08.00 sd selesai.  Acara ini didukung oleh Ikatan Alumni Jerman (IAJ) yang siap memberikan masukan untuk pembangunan di Kabupaten Bekasi. Di saat acara juga akan diberikan beasiswa kursus bahasa jerman dan Prancis bagi 50 orang peserta oleh Euro Mangement Indonesia sebagai pendukung acara.

Direktur Yasmudia
Abdul Rahman, ST. C.NCA
081387569453